Rabu, 27 Juni 2012

Tips Merawat Tali Pusar


           Kelahiran seorang bayi merupakan saat-saat yang sangat membahagiakan dan ditunggu-tunggu oleh suami, istri, dan anggota keluarga yang lain. Bayi yang lahir dengan sehat dalam kondisi yang sempurna anggota badannya dan berfungsi dengan baik adalah hal yang paling diharapkan oleh orang tua. Orang tua yang baik tentunya berusaha menjaga bayinya sejak dalam kandungan maupun setelah bayi lahir.
          Merawat bayi baru lahir merupakan saat yang menyenangkan sekaligus menegangkan, terutama bagi yang belum pernah mempunyai anak maupun belum pernah merawat bayi. Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehingga butuh perhatian dan penjagaan yang serius. Semua anggota tubuh bayi masih rawan, tetapi yang paling rawan adalah bagian kepala terutama ubun-ubunnya dan tali pusar bayi.
Tali pusar sebenarnya adalah bagian dari plasenta yang ketika bayi masih dalam kandungan merupakan saluran bagi sang bayi untuk mendapatkan makanan. Ketika bayi lahir tali pusar ini dipotong hingga menyisakan beberapa sentimeter saja pada perut bayi. Kondisi tali pusar setelah bayi lahir tentu saja masih basah namun akan kering dan putus dalam beberapa hari selama benar dalam perawatannya.
Merawat tali pusar bayi sebenarnya tidak sulit, namun juga tidak boleh diremehkan. Tidak perlu mempercayai mitos-mitos yang tidak masuk akal seperti menyimpan tali pusar bayi yang sudah putus dan dapat digunakan sebagai obat jika bayi mengalami demam.
         Dalam dunia kesehatan memang ada saja penemuan-penemuan baru, termasuk cara merawat tali pusar. Dahulu tali pusar bayi yang baru lahir diberi alkohol atau betadin. Namun sekarang justru tidak dianjurkan untuk menggunakan alkohol maupun betadin kecuali jika terjadi infeksi. Ada beberapa tips merawat tali pusar bayi yang sederhana. Hendaknya tali pusar bayi dijaga supaya jangan sampai kotor dan basah. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan tali pusarnya. Jika badan bayi diberi minyak dan bedak, maka jangan sampai mengenai tali pusarnya.
        Bungkus tali pusar dengan kain kasa yang lembut dan berongga supaya tidak terluka dan cepat kering. Hindari popok bayi atau celananya mengenai tali pusar karena dikhawatirkan bila bayi buang air kecil, air kencingnya merambat melalui popok atau celana sehingga mengenai tali pusar. Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar